geng338
7 Kisah Mempesona di Balik Batik Indonesia yang Terkenal – Indoline
info games online terbaik saat ini

7 Kisah Mempesona di Balik Batik Indonesia yang Terkenal

"Mengungkap 7 Kisah Inspiratif di Balik Batik Indonesia yang Terkenal"

7 Kisah Mempesona di Balik Batik Indonesia yang Terkenal
7 Kisah Mempesona di Balik Batik Indonesia yang Terkenal

Ketika Anda bepergian ke Indonesia, kemungkinan besar Anda akan menemukan batik, salah satu bentuk seni paling kuno di negara ini. Umumnya ditemukan pada kain atau kain, pola batik juga telah dimasukkan ke dalam berbagai kerajinan tangan seperti dompet buatan tangan, tas koin, dan bahkan gelang kayu!

Jika dilihat dari segi etimologi, kata “batik” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “amba” yang berarti luas dan “matik” yang berarti pembuatan titik-titik. Oleh karena itu, batik adalah tekstil yang menggunakan lilin dan pewarna untuk membuat titik-titik yang disusun secara luas dalam pola dan desain yang menakjubkan.

Mustahil untuk tidak menemukan pola batik saat berkunjung ke Indonesia. Jadi, inilah cerita di balik 7 desain batik paling populer:

1 | Kawung: Pola Pohon Pinang

Dikembangkan pada abad ke-18, pada masa Kesultanan Yogyakarta, kawung dianggap sebagai favorit di kalangan keluarga kerajaan Kesultanan. Pola geometrisnya merepresentasikan buah dari pohon pinang. Dalam bahasa Indonesia, buah ini disebut kolang kaling, makanan lezat yang banyak dinikmati selama bulan Ramadan. Menurut legenda, keluarga kerajaan Kesultanan Yogyakarta sangat menyukai kawung sehingga hanya mereka yang memiliki garis keturunan kerajaan yang diperbolehkan memakainya.

2 | Parang: Simbol Keamanan

Pola batik geometris lainnya adalah parang, yang memiliki simbol panjang dan sempit yang mirip dengan pedang atau huruf “S”. Batik sakral ini berasal dari abad ke-16, di Jawa Tengah, pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram. Konon, Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan, menciptakan parang ketika mengamati hamparan batu bergerigi di pantai selatan. Ada juga cerita rakyat Indonesia tentang seorang pangeran Jawa bernama Panji, yang dilindungi karena mengenakan batik parang. Inilah sebabnya mengapa banyak orang Jawa menganggap parang sebagai simbol perlindungan dan keamanan.
3 | Sekar Jagad: Sebuah Ekspresi Cinta
Sekar jagad dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18. Namanya berasal dari kata Belanda “kar”, yang berarti “peta”, dan istilah Jawa “jagad”, yang berarti “dunia”. Kata sekar juga berarti “bunga” dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sekar jagad merepresentasikan keindahan keberagaman Indonesia. Menyampaikan cinta dan kebahagiaan, warna-warna segar dan cerah dari motif bunganya menjadikannya pilihan yang sempurna untuk gaun pengantin.
4 | Truntum: Hadiah dari seorang Ratu

Truntum, jenis batik yang populer dari Solo, diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, putri Sunan Pakubuwana III. Masyarakat percaya bahwa sang Ratu, yang sedih karena perselingkuhan sang Raja, membuat pola-pola bintang ini sambil memandangi langit malam. Terkesan dengan motif tersebut, Raja mengagumi ketekunan istrinya. Cintanya pada sang Ratu pun tumbuh kembali dan ia pun berdamai dengannya. Legenda ini mempopulerkan truntum sebagai simbol cinta yang bangkit kembali, membuatnya menjadi favorit di antara para pengantin.

5 | Ulamsari Mas: Simbol Kesejahteraan

Berasal dari Bali, Ulamsari mas mengilustrasikan motif-motif yang hidup dengan gambar udang dan ikan. Memancing adalah salah satu mata pencaharian masyarakat Bali karena pulau ini dikelilingi oleh kehidupan laut yang kaya. Bali menciptakan batik ini untuk menunjukkan apresiasi mereka terhadap sumber daya alam ikan, makanan laut, dan bahan baku. Oleh karena itu, pola-pola Ulamsari mas menggambarkan mata pencaharian dan kemakmuran masyarakat Bali.

6 | Buketan: Buket yang Cantik

Apakah namanya terdengar tidak asing? Mungkin karena kata “buketan” berasal dari bahasa Belanda “boeket”, yang berarti “buket” dalam bahasa Inggris. Tidak seperti jenis batik lain yang disebutkan di atas, buketan, yang dikembangkan di Pekalongan, Jawa Tengah, sangat dipengaruhi oleh Belanda karena diciptakan oleh Eliza van Zuylen, seorang desainer Belanda, yang menggabungkan motif Jawa dengan pola-pola Art Nouveau. Konon, ia menyusun guntingan bunga kering di atas selembar kertas dan mengubahnya menjadi pola batik, sehingga terciptalah sebuah gambar buket yang sebenarnya.

Menurut buku Fabric of Enchantment, motif asli buketan adalah pohon asimetris dengan burung. Namun, sekitar tahun 1910, motif tersebut berubah menjadi buket yang menakjubkan.

7 | Lawang Sewu: Seribu Pintu

Meskipun Lawang Sewu merupakan landmark populer di Semarang, namun batik ini juga merupakan jenis batik yang terkenal. Dalam bahasa Jawa, istilah “lawang sewu” berarti “seribu pintu”. Jenis batik ini terinspirasi oleh perang, Pertempuran Semarang atau lebih dikenal dengan Pertempuran Lima Hari. Pertempuran ini berlangsung dari tanggal 15 Oktober – 20 Oktober 1945, antara para pahlawan Semarang dan tentara Jepang di Tugu Muda, dekat Lawang Sewu. Motif batik ini merepresentasikan landmark terkenal tersebut yang dilengkapi dengan simbol-simbol alam, seperti bunga, kupu-kupu, dan pepohonan.

Berdasarkan metode sederhana pewarnaan lilin, batik adalah seni tradisional dengan makna khusus di balik setiap jenis pola. Hingga saat ini, masyarakat Indonesia memperingati warisan ikonik ini setiap tahun pada Hari Batik yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Hari ini menandai waktu untuk merayakan keindahan batik, asal-usulnya, dan komunitas yang telah membuat pola-pola ini sejak lama. Jadi, apakah Anda tertarik untuk mengoleksi beberapa batik yang indah?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *