BANGKOK – Saat legenda laga lokal Dejdamrong Sor Amnuaysirichoke memasuki arena yang penuh sesak di hari Jumat, ia akan menemukan berbagai hal yang sudah tidak asing lagi, termasuk sorak-sorai para penggemarnya dan irama musik “sarama” yang menjadi bagian tak terpisahkan dari disiplin kickboxing tradisional Muay Thai di negara ini.
Namun akan ada satu perbedaan besar: Laga ini akan menjadi ajang utama dalam ajang bela diri campuran profesional pertama di Thailand, yang selama bertahun-tahun secara tidak resmi melarang olahraga ini untuk melindungi Muay Thai.
Malam pertandingan di Impact Arena, Bangkok, yang berkapasitas 11.000 penonton, yang diselenggarakan oleh promotor yang berbasis di Singapura, One Championship, akan menjadi puncak dari laga yang akan mempertaruhkan gelar divisi strawweight (52,3-56,7 kilogram, atau sekitar 115,3-125 kilogram) milik Dejdamrong saat ia menghadapi Yoshitaka Naito dari Jepang.
Ajang sembilan pertandingan ini, yang juga akan menampilkan penampilan dari dua grup musik paling populer di Thailand, telah terjual habis. Ajang ini dipandang sebagai ujian bagi popularitas dan penerimaan M.M.A. di negara ini, dimana otoritas olahraga pada tahun 2012 bersumpah untuk tidak pernah mendukung ajang seperti ini karena terlalu keras dan akan mencemari karakter olahraga populer di negara ini, yaitu Muay Thai.
Namun, Kementerian Dalam Negeri Thailand dan Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand telah mendukung ajang hari Jumat ini, menurut One Championship, yang sangat menggembirakan para penggemar M.M.A. di sana.
“Generasi ayah saya sedikit skeptis, dan takut bahwa M.M.A. akan mengubah Muay Thai,” kata Nuttadaj Vachirarattanawong, yang perusahaan keluarganya telah mempromosikan laga Muay Thai selama 40 tahun. “Namun generasi saya menyambutnya. Itu bagus bagi Muay Thai, dan bagi para petarung Thailand.”
