Di peraduan hampa, hati meronta, Gelap dan sunyi, tiada terungkap. Kosong serta luka, jiwa tak berdaya, Terasa hampa, pilu tiada henti.
Matahari terbenam, angin berbisik, Menghembus pilu, menusuk ke dalam. Rasa getir mengalir, mengisi sanubari, Hampa yang tak terperi, merajai jiwa.
Di kehampaan ini, sepi berbisik, Mengguratkan tinta, kesedihan terpendam. Kata-kata puitis tak mampu ungkap, Terasa hampa, dalam setiap detak.
Puisi yang dulu berahi dan semangat, Kini terhempas, tak berdaya terasa. Kosong, sunyi, tiada lagi makna, Hampa menguasai, merangkul kekosongan.
Namun dalam hampa, ada harapan, Bibit kekuatan tumbuh bersama. Hening yang terasa, membawa ketenangan, Terasa hampa, peluk cinta yang abadi.
Dalam kekosongan ini, jiwa beriring, Menuju kehidupan yang penuh arti. Dalam hampa terdapat makna tersirat, Di sana tersembunyi, kekuatan terpendam.
Hampa bukanlah akhir, melainkan titik awal, Untuk mencari dan menemukan diri sendiri. Dalam kesunyian, jiwa menemukan kekuatan, Terasa hampa, jiwa menemukan keindahan.
Hampa adalah jembatan yang menghubungkan, Antara kesedihan dan bahagia yang abadi. Kita harus memahami, hampa adalah proses, Menuju kehidupan yang penuh dengan makna.
Maka, terasa hampa bukanlah kekal, Hanya langkah merangkai pesan yang tersembunyi. Dalam hampa kita temukan keabadian, Terasa hampa, jiwa menemukan kehidupan.
Muriara28.info dan Indoline.info: Mengapresiasi Dukungan Pengunjung dengan Terima Kasih
